Hutan Sebagai Kunci dari Food Security dan Agriculture

Hutan telah menjadi bagian penting dari aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial di tingkat global saat ini. Eksistensi hutan secara nyata menyediakan berbagai sumber daya alam dan jasa lingkungan seperti diantaranya produk-produk hutan, keanekaragaman hayati, serta penyimpanan karbon. Hasil tersebut tidak hanya akan mendukung penghidupan komunitas lokal saja, namun juga memegang peranan penting bagi budaya hingga kehidupan sosial.

Hutan telah diklaim berbagai peneliti sebagai kiblat dari kehidupan manusia. Hutan berperan sebagai penyedia berbagai kebutuhan pangan hingga sandang. Berbagai barang dan jasa dihasilkan oleh hutan diantaranya kayu, bahan makanan, bahan baku industri, hingga penyedia sumber energi. Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diperkirakan sejumlah 1,2 miliar penduduk dunia menggantungkan penghidupan kepada hutan dan sekitar 1/3 total populasi dunia menggunakan bahan bakar biomasa, terutama kayu bakar untuk keperluan memasak dan menghangatkan rumah mereka

Dilansir dari buku Little Forest Finance, hutan mampu mendukung produksi pangan baik di tingkat lokal maupun global. Komunitas lokal yang berada dan bertempat tinggal di sekitar hutan dapat bertahan hidup dengan mengumpulkan makanan dari hutan tropis. Berbagai bahan makanan seperti daging, buah-buahan, hingga tanaman pertanian dapat diperoleh dengan adanya hutan. Sebagian petani skala kecil membersihkan lahan hutan untuk mulai membuka wanatani dengan menanam beberapa bahan makanan. Hal ini dikarenakan tanaman dapat tumbuh dengan sehat ketika berada di sekitar pepohonan.

Keberadaan pepohonan di lahan pertanian mampu melindungi tanah dan mengatur air serta iklim mikro. Selain itu, pohon mampu menaungi tanaman pangan yang ditanam serta melindunginya beserta hewan ternak dari adanya perubahan iklim. 

Tanaman pangan yang ditanam menggunakan sistem wanatani di daerah perhutanan akan bersifat lebih tangguh dalam menghadapi kekeringan, kelebihan curah hujan, serta perubahan suhu dan cuaca ekstrim. Pepohonan yang berada disekitarnya akan menyokong sumber air dan hara terutama saat kekeringan hingga menjadi naungan agar tidak ada limpasan permukaan ketika hujan.  Oleh karena itu dengan penerapan sistem wanatani tersebut tidak hanya memberikan manfaat dari segi daur ulang nutrisi saja, namun memberikan jasa lingkungan dengan adanya pencegahan erosi serta penyimpanan stok karbon.

Sistem wanatani juga menjadi salah satu kegiatan pemanfaatan lahan yang berdampak positif baik dari aspek lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya serta memperoleh pendapatan dari hasil pertaniannya sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup. Bagi mayoritas populasi masyarakat lokal, hutan dianggap sebagai sumber persediaan makanan cadangan ketika terjadi krisis personal, lingkungan, maupun ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan hutan sangat berarti bagi mereka.

Namun, dalam isu belakangan ini diketahui adanya penurunan kuantitas maupun kualitas lahan hutan yang cukup mengkhawatirkan. Hutan global diperkirakan telah kehilangan lahan 3,3 juta hektar per tahun. Penurunan tersebut dipengaruhi dengan pengalihfungsian lahan dalam rangka perluasan pemukiman, pertambangan hingga pertanian konvensional. Berbagai kegiatan yang mengakibatkan adanya alihfungsi lahan hutan tersebut menyebabkan penurunan nilai hutan dari kemampuan jasa yang diberikan hingga hilangnya keanekaragaman hayati yang ada. Selain itu, hutan yang merupakan jantung dari climate action membalikkan keadaan dengan peningkatan emisi karbon dari adanya perubahan lahan.

Ancaman kerusakan hutan sebenarnya dapat teratasi dengan adanya berbagai aktivitas positif seperti gotong royong membangun hutan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan reforestasi, dan perluasan daerah hutan. Diketahui dalam waktu belakangan ini telah lebih dari 20 negara berkembang mulai meningkatkan ketahanan pangannya sekaligus meningkatkan dan mempertahankan hutan. Komitmen tersebut dapat dikembangkan dengan kerjasama baik antar masyarakat, pemerintah hingga negara lain dalam membangun hutan global.