Keberadaan hewan dan tumbuhan penting dalam ekosistem dan rantai makanan. Hewan menggantungkan makanan dan tempat tinggalnya pada keberadaan pepohonan, begitu pula keberadaan hewan diperlukan tumbuhan untuk membantu penyerbukan, pengurai dan menghasilkan pupuk bagi tumbuhan. Beberapa hewan liar bahkan berperan menjaga hutan agar pohon dan air di hutan terjaga. Kegiatan reklamasi lahan pascatambang secara positif mengembalikan kondisi lahan gundul dan berpolutan menjadi lahan hijau yang ditumbuhi pepohonan. Meskipun tidak secara langsung mengembalikan kondisi semula namun reklamasi pascatambang memulihkan ekosistem secara bertahap. Mulai dari memulihkan kondisi tanah, menumbuhkan pepohonan dan hadirnya hewan hingga mikroorganisme lain yang menambah keragaman hayati. Keberadaan satwa pada lahan reklamasi pascatambang menjadi salah satu indikator yang dipantau dalam keberhasilan reklamasi tambang. Pasalnya, hewan akan mencari dan tinggal pada kondisi lingkungan yang memiliki daya dukung untuk hidup. Terbentuknya vegetasi lahan akan membuat naungan bagi hewan-hewan, menyediakan makanan dan air untuk bertahan hidup. Adanya satwa liar ini memiliki peranan yang cukup penting, salah satunya untuk menilai tingkat biodiversitas dalam suatu wilayah tersebut. Dengan populasi satwa mampu menunjukkan suksesi vegetasi pada area reklamasi pascatambang tersebut. Reklamasi pascatambang akan membentuk suksesi primer sehingga mampu mendatangkan satwa ke dalam areanya. Hal ini dikarenakan terciptanya habitat baru yang sesuai sebagai tempat tinggal sebagai ganti teralihnya habitat mereka sebelumnya. Kegiatan reklamasi tidak luput dari kegiatan revegetasi lahan yang mana ditanami dengan tanaman tutupan rendah (rumput) dan tutupan tinggi (hutan). Lahan hasil revegetasi yang subur ini akan menjadi rumah bagi berbagai satwa. Untuk itu terbentuklah ekosistem baru di lahan pascatambang. Tahun 2012 Indmira telah sukses melakukan reklamasi lahan pascatambang di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pada kegiatan tersebut, lahan berhasil dihidupkan kembali dengan vegetasi yang tumbuh dengan subur. Keberhasilan reklamasi tersebut didukung dengan munculnya beberapa satwa yang hadir di lahan tersebut. Temuan satwa liar yang muncul pada lahan reklamasi di Sanga-Sanga diantaranya yaitu Bekantan dari kelas Mamalia, burung Hantu dan burung Gereja dari famili Aves, ular Kobra dalam famili Reptil, katak dan kadal dari famili amphibi. Berdasarkan tabel pengamatan keberadaan hewan di lahan reklamasi tambang, famili aves memiliki jumlah yang paling banyak menempati wilayah tersebut dengan jumlah 120 burung, disusul oleh famili mamalia dengan jumlah 20 dan famili reptil dengan jumlah terkecil yaitu 14 ekor. Menurut Djuwantono et al., (2013) dikatakan bahwa keberadaan burung merupakan indikator yang baik untuk menilai biodiversitas dalam suatu wilayah, karena mereka dapat menempati habitat yang luas. Kehadiran banyak jenis burung berkaitan erat dengan kehadiran beberapa jenis tumbuhan dari aktivitas revegetasi maupun kemunculan jenis tumbuhan secara alami. Keberadaan hutan alam di sekitar area reklamasi juga memegang peranan penting dalam mengarahkan suksesi vegetasi di area reklamasi. Selain itu juga berperan sebagai pemicu kecepatan perubahan pertumbuhan yang ada. Identifikasi keberagaman satwa liar pada lahan reklamasi pascatambang dapat menjadi indikator bahwa kegiatan reklamasi telah berjalan dengan baik dan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan satwa liar.