Abad ke-21 menjadi masa yang menantang bagi bumi, karena sering munculnya ketidakseimbangan dalam proses alam seperti bencana ekstrim, gelombang panas, kebakaran hutan hingga badai yang ganas. Sebanyak 70 badai tropis dilaporkan telah melanda wilayah bumi di bagian utara serta menghancurkan beberapa wilayah seperti Kepulauan Mariana, Filipina, Vietnam dan sekitarnya. Climate Prediction Center sebagai salah satu divisi di National Oceanic and Atmospheric Administration melaporkan bahwa fenomena El Nino telah mengalami peningkatan yang pesat hingga mencapai 80% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa bencana akan melanda Indonesia sebagaimana yang telah sering terjadi kebakaran hutan di wilayah Riau. El nino juga memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi dengan akurat. Kekeringan dan hujan seolah tidak memiliki siklus dan tidak dapat diketahui kedatangannya dalam jangka waktu yang panjang. Fenomena ini membawa ketidak seimbangan bagi kehidupan di dalamnya, bahkan menimbulkan bencana seperti kelaparan, banjir bandang hingga resiko kebakaran hutan. Hal ini terjadi karena terdapat suatu hal yang menyebabkan bumi mengalami perubahan dan tidak lain akibat dari fenomena pemanasan global.
Suhu bumi dilaporkan mengalami peningkatan setidaknya sebanyak 1,5 derajat celcius pada saat ini akibat dari efek rumah kaca yang terjadi. Efek ini disebabkan karena terperangkapnya udara panas radiasi matahari yang tertahan oleh akumulasi lapisan gas rumah kaca (CO2, metana, N2O) yang seharusnya dipantulkan ke luar angkasa. Selama 20 tahun terakhir, hal ini terjadi akibat adanya pasokan gas karbon dioksida yang diproduksi secara masif akibat aktivitas manusia dengan kontribusi yang cukup besar mencapai 64% terhadap total peningkatan efek pemanasan global. Kandungan CO2 bahkan dilaporkan mengalami kenaikan hingga 39% sejak era industri. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan gas CO2 akan sebanding dengan kenaikan atau peningkatan aktivitas manusia. Perlu adanya upaya untuk merubah pola ini, yang mana seharusnya peningkatan aktivitas manusia justru menurunkan laju peningkatan gas CO2 agar bumi tetap terjaga.
Hari Bumi tanggal 22 April 2022 mengusung tema “Invest in Our Planet” Investasi di Planet Kita dengan sub tema “Nature in the Race to Zero” atau Alam dalam Perlombaan Menuju Nol. Perlu disadari bahwa emisi gas rumah kaca di bumi mengalami peningkatan, suhu global mengalami kenaikan hingga 1,5°C. Fokus utama dalam tindakan penurunan suhu bumi ini ialah mereduksi penggunaan bahan bakar yang terbuat dari fosil serta beragam cara lain agar penggunaan atau emisi gas rumah kaca tidak meningkat. Bumi sebagai salah satu tempat hidup juga membutuhkan ruang untuk mengevaluasi atau mengetahui bagian yang mengalami kerusakan. Akan tetapi, dengan pesatnya aktivitas manusia maka bumi menjadi sulit untuk memperbaiki sistemnya yang telah mengalami kekacauan. Saat bumi mengalami Ketika alam tersakiti maka ia akan mengeluarkan murka berupa bencana. Perlu adanya tindakan yang tegas untuk melakukan upaya ini baik oleh individu ataupun swasta dengan tujuan yang sama yaitu memperbaiki rumah yang dihuni tidak lain yaitu bumi. Sayangnya, saat ini baik individu dan swasta masih jarang untuk melakukan upaya khusus untuk mendedikasikan sebagian hidupnya untuk bumi. Akan tetapi, tidak jarang juga sosok individu dan perusahaan yang memiliki program khusus untuk merawat bumi karena mereka sadar betapa butuhnya mereka terhadap bumi.
Pohon, Unit Investasi Kunci Keselamatan Bumi
Sebanyak 71 persen dari total emisi karbon di bumi dilaporkan berasal adri 100 perusahaan, akan tetapi upaya pemulihan yang dilakukan oleh individu masih belum serius, bahkan melalui fasilitasi perusahaan juga minim partisipasi. Di sisi lain, kepunahan massal akibat aktivitas manusia sendiri terus berlangsung. Namun, tindakan nyata sekecil apa pun di level individu harus tetap dilakukan. Saat ini, suhu atmosfer bumi telah naik 1,5 derajat Celcius dibandingkan periode sebelum revolusi industri. Alternatif paling mudah yang dapat ditempuh ialah dengan mengembalikan kondisi lingkungan bumi sebagaimana mestinya yang mana dahulu terdiri dari pohon dan hutan dengan peranan sebagai penyimpan karbon dan penyeimbang alam.
“Tidak ada alasan untuk tidak menanam pohon karena tidak mempunyai lahan, investasi yang tepat pada hal yang tepat dapat berkontribusi setara dengan menanam pohon demi kebaikan bumi”
Walaupun penanggulangan tidak dapat dilakukan dengan menyeluruh, akan tetapi dampak iklim dapat diminimalisir oleh aktivitas yang dapat menyeimbangkan karbon. Terdapat dua hal yang dapat diterapkan baik oleh individu ataupun swasta dalam rangka menyeimbangkan karbon melalui penerapan tema hari bumi kali ini yaitu Invest in Our Planet.
Pertama, bagi perusahaan dapat melakukan investasi pada proyek yang memiliki tujuan penyeimbangan karbon di alam. Proyek yang dimaksud dapat diterapkan pada beragam aktivitas seperti penggunaan energi ramah lingkungan, investasi pada pengembangan unit pengolahan limbah, hingga penggunaan dana sosial yang ditujukan untuk kegiatan reboisasi. Sebagai individu, juga dapat secara aktif berpartisipas mendukung perusahaan yang telah menjalankan bisnisnya dengan memperhatikan alam. Ketika memutuskan untuk menyisihkan sebagian uang untuk organisasi penyeimbang karbon, periksalah kepatuhan mereka terhadap standar pihak ketiga. Dengan adanya keseimbangan alam, industri dan masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam melakukan investasi kepada alam maka bumi dapat terselamatkan.
Kedua, sebagai konsumen dan masyarakat, perlu adanya dorongan khusus yang dapat mempertahankan tindakan perusahaan untuk tetap melaksanakan aktivitas penyeimbangan karbon. Lebih dari itu, sebagai individu juga dapat langsung memberikan contoh aktivitas konkrit melalui investasi pohon kepada organisasi yang melayani kegiatan penanaman pohon, sehingga perusahaan sebagai pengguna jasa lingkungan menjadi lebih termotivasi untuk terus melakukan tindakan penyeimbangan karbon.
Referensi
Ismiati, Marlita dan Saidah. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog)
Johnke, B., n.d. Emissions from Waste Incineration. Good Practice Guidance and Uncertainty Management in National Greenhouse Gas Inventories, pp. 455-468.