Hutan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati, flora dan fauna. Ekosistem hutan memegang peranan penting dalam mensuplai oksigen, menjaga iklim tetap stabil, menjadi sumber makanan dan penopang bagi ekonomi bagi masyarakat.
Deforestasi (kerusakan hutan) semakin bergejolak hingga hari ini yang dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya akibat musim kering, alih fungsi lahan, dan ilegal logging. Akibatnya fungsi hutan yang vital bagi ekosistem semakin menurun. Perlu adanya aksi untuk mengembalikan fungsi hutan (restorasi).
Deforestasi yang paling membahayakan sedang dihadapi adalah kebakaran hutan dan lahan. Hingga saat ini, penyebab kebakaran belum teridentifikasi dengan jelas. Namun yang dapat kita prediksi adalah musim kering dan angin yang kencang menimbulkan percikan api yang menjalar.
Tercatat dari Januari – September 2019 hampir 2000 Ha hutan terbakar (data: Green Peace Indonesia).
Sejak awal September 2019 terjadi kebakaran hutan massif di Kalimatan dan Sumatera (Kompas.com). Ada ribuan titik api yang tersebar di enam provinsi yaitu 201 titik api di Riau, 126 titik api di Sumsel, 660 titik api di Kalimatan Barat, 482 titik api di Kalimantan Tengah dan 46 titik api di Kalsel (Kompas.com). Satu yang pasti adalah luas hutan berkurang ribuan hektar yang akan sangat merugikan bagi lingkungan dan manusia.
Dampak nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah asap yang dihirup mengkibatkan sesak napas yang dapat berujung ISPA. Hilangnya hutan ini juga berpotensi memicu pemanasan global dan perubahan iklim yang membuat suhu menjadi 63% lebih tinggi rata-rata selama 14 tahun terakhir. Punahnya satwa-satwa endemik, hilangnya sumber-sumber air yang berguna bagi kehidupan masyarakat. Penting bagi kita menyadari bahwa hutan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat maka menjadi tanggungjawab bersama untuk menghidupkan kembali hutan.
Waktu kita menyelematkan bumi sangatlah terbatas untuk menyelematkan diri dari perubahan iklim.
Yang Bisa Kita Lakukan
Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah menanam pohon di lingkungan rumah atau domisilimu untuk mengurangi polusi. Memperluas gerakan ini dengan mengajak teman-teman kamu melakukan hal yang sama #menghidupkankembalihutan. Hal yang lebih menantang adalah kita bisa terlibat menjadi volunteer bagi lembaga atau komunitas peduli hutan yang ada di kotamu. Serta mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan pro pada perlindungan hutan dan restorasi.
Aksi kecil menghidupkan kembali hutan ini dapat menjadi bagian dari menyelamatkan ekosistem dunia bila dilakukan secara massif. Masyarakat perlu menyadari bahwa aksi ini sebagai bagian melindungi dunia di masa depan. Kabar baiknya, komitmen menghidupkan kembali hutan ternyata diikuti berbagai instansi dan korporasi. Masing-masing berkontribusi melindungi hutan yang tersisa dan menghidupkan kembali hutan sesuai dengan kapasitasnya.
Yang Indmira Lakukan
Indmira hadir mengambil peran untuk turut membantu pemulihan lahan yang rusak akibat kebakaran, maupun akibat penambangan. Aksi menghidupkan kembali hutan telah Indmira lakukan melalui rehabilitasi tambang di beberapa daerah seperti di Tanjung Enim Provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Tidak berhenti disitu, melalui berbagai program Hamemayu Hayuning Bawana. Indmira mendukung kebutuhan budidaya kepada teman-teman penggiat lingkungan yang melakukan aksi penghijauan. Sejalan dengan tagline kami “a better way to grow” kami ingin hutan dan lahan yang rusak kembali tumbuh menghijaukan bumi Indonesia.