Mikroorganisme Solusi Pencemaran Lahan

Pencemaran logam berat merupakan salah satu jenis pencemaran tergolong berbahaya dan dapat mengancam kehidupan mahkluk hidup termasuk manusia. Pencemaran ini dapat berasal dari berbagai aktivitas antropogenik, seperti pertambangan, pembangkit listrik, peleburan logam, pemupukan pupuk sintetik berlebih, dan penggunaan bahan sintetik di berbagai sektor industri lain (Ahmad, 2018). Perkembangan aktivitas industri ini berkorelasi positif dengan pertambahan luasan lahan yang tercemar logam berat.

Logam berat merupakan zat yang bersifat sangat beracun bagi makhluk hidup. Contoh dari logam berat ini meliputi Mo, Ni, As, B, Cd, Cu, Hg, Zn, Sr, Fe, dan lain-lain (Vardhan et al., 2019). Walaupun begitu, beberapa dari logam berat ini juga bersifat esensial atau diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit bagi makhluk hidup. Logam berat esensial ini digunakan oleh makhluk hidup untuk meregulasi sistem matebolismenya seperti aktivasi enzim dan protein tertentu

Sumber : Briffa et al., 2019

Seperti pada grafik di atas, logam berat esensial harus tersedia pada konsentrasi yang cukup untuk dapat menciptakan sistem metabolisme yang baik dan optimal. Jika konsentrasi logam berat di dalam sistem metabolisme makhluk hidup ini melebihi ambang batas normal, maka dapat menyebabkan gangguan penyakit maupun kematian. Oleh karena itu, pencemaran logam berat di lingkungan ini sangat berbahaya dan perlu ditangani dengan serius.

Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Reklamasi Tambang
Langkah penanganan pencemaran pada lahan bekas tambang secara ramah lingkungan dapat dilakukan dengan pemanfaatan mikroorganisme. Pemanfaatan mikroorganisme dalam mengatasi pencemaran logam berat ini dilakukan dengan prinsip bioremediasi. Mikroorganisme sebagai agen biologi digunakan untuk menguras atau mengurangi konsentrasi logam berat hingga batas ambang batas yang ideal atau normal. Hal ini dapat dilakukan karena beberapa mikrooganisme memiliki daya tahan pada lingkungan dengan konsentrasi logam berat tinggi dan dapat menguras atau mengubahnya menjadi bentuk yang kurang atau tidak beracun.

Mikroorganisme yang mampu menguras konsentrasi logam berat sangatlah beragam, mulai dari alga, actinomycetes, fungi, dan bakteri. Kombinasi dari beberapa jenis mikroorganisme ini dinilai efektif dan dapat memulihkan lingkungan yang tercemar logam berat. Mikroorganisme ini memiliki regulasi dan sistem metabolisme unik yang mampu menekan dan mengurangi konsentrasi logam berat pada suatu lingkungan.

Indmira memberikan solusi dalam pengaplikasian mikroorganisme untuk menangani lahan bekas tambang dan lahan-lahan kritis. Pengaplikasian ini dikemas dalam bentuk paket produk biostimulan yang terdiri dari RBT, SAN Pembenah, dan SAN Tanaman. Ketiga produk ini merupakan biostimulan yang dilengkapi dengan beberapa kandungan bermanfaat bagi tanah dan tumbuhan, seperti berbagai unsur makro, unsur mikro, asam organik, ZPT organik , konsorsium mikrobia.

Konsorsium mikrobia dalam produk biostimulan ini merupakan agen aktif utama yang didukung dengan berbagai nutrisi dan zat lain untuk dapat mengoptimalkan kinerjanya di lingkungan. Lingkungan memiliki faktor-faktor yang sangat kompleks bervariabilitas yang tinggi yang dapat memengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu, zat stimulant pada produk tersebut sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan serta proses pengurasan logam berat oleh konsorsium mikrobia ini.

Kandungan asam organik yang ada di dalam produk biostimulan Indmira juga dapat mempercepat proses pengurasan logam pada lahan bekas tambang. Asam organik ini dapat berfungsi sebagai khelator yang mampu menjerab kation logam berat sehingga dapat menurunkan konsentrasi logam berat terlarut. Pembentukan khelat logam-asam organik ini juga dapat mempercepat pelarutan mineral primer dan sekunder yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan dan ekosistem secara keseluruhan.

Bioremediasi dengan menggunakan mikroorganisme oleh INDMIRA digunakan untuk mengatasi permasalahan lahan bekas tambang timah di Bangka. Dalam reklamasi tambang ini, INDMIRA melakukan penambahan paket biotimulan berupa RBT, SAN Pembenah, dan SAN Tanaman untuk meningkatkan aktivitas mikroorgansime yang ada. Cara ini dinilai efektif, efisien, dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya vegetasi dan berkembangnya ekosistem yang ada pada lahan tersebut. Penerapan biostimulan untuk ini juga dilakukan pada lahan-lahan reklamasi tambang yang lain seperti di Bintan Tanjung Pinang, Sanga-Sanga Kalimantan Timur, dan Pulau Dabo, Singkep.