Rehabilitasi dan revegetasi ini dilakukan pada lahan bekas tambang bauksit dilakukan di daerah Pontianak, Kalimantan Barat. Rehabilitasi pada lahan ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan karena kondisi pada lahan bekas tambang bauksit mengalami kerusakan. Tanah bekas tambang bauksit memiliki tekstur yang padat sehingga sukar diolah sehingga mempengaruhi perkembangan sistem perakaran dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu, kondisi tanah yang padat dapat menyebabkan buruknya sistem tata air dan aerasi (peredaran udara) yang mengakibatkan tanaman disekitar tidak dapat berkembang dengan normal, tumbuh kerdil, dan mati
Tekstur tanah adalah liat berpasir dengan perbandingan liat, pasir, dan debu
4,11- 5,28
Tahap awal sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan plotting. Kegiatan plotting ini bertujuan menentukan posisi lubang tanam serta ukuran jarak tanam
Pengaplikasian biostimulan di sekitar lubang tanam bertujuan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Sebelum dilakukan pengaplikasian biostimulant, tanah digemburkan agar biostimulant dapat lebih mudah memperbaiki struktur tanah. Biostimulant yang digunakan khusus untuk memperbaiki lahan pasca tambang
Saat ini sedang dilakukan penaburan Legume Cover Crop (LCC). Selanjutnya akan dilakukan penanaman sengon menggunakan jarak tanam 4 X 4 meter dengan jumlah keseluruhan tanaman sebanyak 625 pohon/Ha.
Tanaman sengon laut dinilai sebagai tanaman yang cepat tumbuh, mampu tumbuh di berbagai karakteristik lahan, guguran daun layu yang jatuh ke tanah dapat memberikan kontribusi sebegai penyedia unsur nitrogen dan pupuk organik bagi permukaan tanah
Mewujudkan planet bumi yang lebih baik melalui lingkungan dan produksi pangan berkelanjutan. Kolaborasi menciptakan cara yang lebih baik untuk tumbuh