Lahan bekas tambang timah yang telah di eksploitasi dari 1812-1992, meninggalkan dampak berupa tanah yang miskin unsur hara. Bekerjasama dengan Indonesian Institute for Sustainable Mining (IISM) dan Pemerintah Kabupaten Lingga, proyek ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi lahan menjadi lahan yang produktif. Harapannya dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dalam bentuk perkebunan dan kedepan dapat menjadi daerah pertanian.
Lahan bekas tambang Timah miskin unsur hara, Karakter tanah: pasir
pH 5
Curah Hujan Tinggi dan cuaca ekstrem
Treatment lahan dengan biostimulan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah, lalu didiamkan ±5 hari kemudian dilakukan penanaman. Tanah digemburkan agar biostimulant dapat lebih mudah memperbaiki struktur tanah. Biostimulant yang digunakan khusus dibuat untuk memperbaiki lahan pasca tambang.
Setelah didiamkan selama ± 2 minggu, tahap selanjutnya menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanah. Kami menggunakan biostimulan dan nutrisi yang menggandung asam-asam organik, 60 - 90 unsur makro dan mikro, BPS (Bakteri Pendegradasi Sulfat) digunakan dalam menurunkan kandungan sulfat sehingga dapat meningkatkan pH tanah bekas tambang. Bakteri pereduksi logam berat seperti Hg, Fe, Mg, Mn, Si, Sn dan lain-lain juga terkandung dalam nutrisi guna membantu peningkatan kualitas lahan.
Setelah rehabilitasi lahan, dilakukan revegetasi. Revegetasi diawali dengan penaburan Legume Cover Crop (LCC). Selanjutnya penanaman Kaliandra (Calliandra calothirsus) dengan jarak tanam 3x3 meter. Penambahan cocopeat dan hidrogel yang fungsinya sebagai cadangan air saat tidak turun hujan juga dilakukan di beberapa bagian. Perawatan dengan pemupukan 3 kali sebulan, disertai pemantauan dan pemeliharaan.
Mewujudkan planet bumi yang lebih baik melalui lingkungan dan produksi pangan berkelanjutan. Kolaborasi menciptakan cara yang lebih baik untuk tumbuh